Judul : | IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN (Studi Evaluasi di Delapan Daerah Indonesia) |
Peneliti : | Drs. B. Mujiyadi, MSW, |
Lokasi Penelitian : | Kalimantan Barat , Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Timur, Papua |
Tahun Penelitian : | 2007 |
Bidang : | Program Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan |
Implementasi Program Pemberdayaan Fakir
Miskin (P2FM) merupakan penelitian studi evaluasi yang bertujuan untuk
(1) Mengidentifikasi implementasi kebijakan P2FM di lapangan, baik
proses pelaksanaan maupun kinerja pelaku program; (2) Mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan P2FM; (3) Mengidentifikasi
hasil capaian P2FM; dan (4) Mengidentifikasi tingkat efektivitas dan
efisiensi P2FM. Penelitian ini mengambil sampel di delapan daerah
provinsi di Indonesia (daerah terpencil, perdesaan, pinggiran kota,
perkotaan, pantai, pinggiran hutan, wilayah perbatasan, dan wilayah
industri), yaitu: Sawahlunto (Sumatera Barat), Bintan (Riau Kepulauan),
Bengkulu Utara (Bengkulu), Majalengka (Jawa Barat), Rembang (Jawa
Tengah), Tulung Agung (Jawa Timur), Gianyar (Bali), dan Bellu (Nusa
Tenggara Timur). Data dan informasi digali dengan studi dokumentasi,
wawancara, observasi, dan Focus Group Discussion. Sedangkan teknik
analisis data untuk tujuan penelitian
pertama dan kedua digunakan
teknik analisis kualitatif yang diolah berdasarkan kategori data yang
selanjutnya dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk tujuan
penelitian ketiga digunakan teknik analisis kuantitatif untuk
mengetahui
sejauh mana P2FM dilaksanakan, yang mencakup kondisi awal
dan output dari perkembangan KUBE, perkembangan LKM, dan kondisi
kesejahteraan sosial fakir miskin.
Analis penelitian menggunakan pendekatan
Logical Framework Analysis, yang mengaitkan hubungan di antara berbagai
komponen, yang meliputi: masukan (inputs), proses (processes), keluaran
(outputs), hasil (outcomes) dan dampak yang
dihasilkan (impacts).
Untuk itu, ada 5 komponen kunci dalam penelitian ini, yaitu: modal,
keterampilan melalui pelatihan, komitmen, pemahaman tentang
kemasyarakatan, dan pemasaran belum terlaksana dengan baik. Hal ini
disebabkan karena pemberdayaan yang dilakukan belum dapat dirasakan
manfaatnya secara ekonomi dan belum dapat meningkatkan pendapatan
keluarga. Akan tetapi, manfaat nonekonomi sudah dapat dirasakan oleh
anggota KUBE, seperti adanya tabungan
di masa yang akan datang.
Sebagian anggota KUBE melihat bahwa status sosial mereka meningkat,
karena memiliki ternak kambing atau sapi yang selama ini mereka
harapkan.
Berdasarkan analisis di atas dapat dinyatakan bahwa pemberdayaan yang dilakukan sudah dapat dikatakan berhasil, karena anggota KUBE merasa status sosialnya meningkat, yang berarti keberhasilan aspek sosialnya sudah terlihat, walaupun berdasarkan pendekatan Logical Framework Analysis, keberhasilan ekonomi masih belum dapat dibuktikan. Untuk melihat kemungkinan pengembangan konsep pemberdayaan ini di masa yang akan datang, peneliti mencoba menganalisis melalui analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan KUBE yang dapat dikembangkan, kelemahan yang harus diperbaiki, peluang yang dapat menjadikan KUBE lebih berhasil, dan ancaman yang mungkin terjadi. Berdasarkan hasil penelitian ini diajukan rekomendasi untuk diadakan langkah lanjutan, berupa penelitian eksperimentasi melalui uji coba laboratorium kesejahteraan sosial dengan dua alternatif.
Kata Kunci: Program Pemberdayaan, Fakir Miskin, Evaluasi.